KONSEP PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Sistem
informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun
ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem
informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para
pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep
tersebut antara lain:
1.
Sistem Informasi Tidak Identik Dengan Sistem
Komputerisasi
Pada
dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi
komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam
implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer
Based Information System). Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan
sistem informasi adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting
yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam
sistem informasi suatu organisasi adalah :
a.
Pengambilan
keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
b.
Informasi
yang tersedia, tidak relevan.
c.
Informasi
yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
d.
Informasi
yang ada, tidak tepat waktu.
e.
Terlalu
banyak informasi.
f.
Informasi
yang tersedia, tidak akurat.
g.
Adanya
duplikasi data (data redundancy).
h.
Adanya
data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
2.
Sistem Informasi Organisasi Adalah Suatu Sistem Yang
Dinamis
Dinamika
sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3.
Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus
Mengikuti Siklus Hidup Sistem
Seperti
lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang
baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang
pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh
:
a.
Perkembangan organisasi tersebut
Makin
cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan
berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan
sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
b.
Perkembangan teknologi informasi
Perkembangan
teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun perangkat
lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa
berfungsi secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan :
1)
Perangkat
keras yang digunakan sudah tidak di produksi lagi, karena teknologinya
ketinggalan jaman (outdated) sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras
tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok perangkat keras.
2)
Perusahaan
pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah mengeluarkan versi
terbaru. Versi terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih banyak,
melakukan optimasi proses dari versi sebelumnya dan memanfaatkan feature baru
dari perangkat keras yang juga telah berkembang. Meskipun pada umumnya,
perusahaan pengembang perangkat keras maupun perangkat lunak tersebut, mecoba
menjaga kompatibilitas dengan versi terdahulu, namun kalau dilihat dari sisi
efektivitasnya, maka pemanfaatan infrastruktur tersebut tidak efektif. Hal ini
disebabkan karena feature-feature yang baru tidak termanfaatkan dengan baik.
Mengingat perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, maka
para pengguna harus sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi
tersebut.
4. Perkembangan
tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi
Sistem
informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan dari para
pemakai, baik dari sisi :
a.
Tingkat
pemahaman mengenai teknologi informasi,
b.
Kemampuan
belajar dari para pemakai, dan
c.
Kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan sistem.
Dari
sisi pemakai, dikenal istilah end-usercomputing (EUC). EUC adalah pemakai yang
melakukan pengembangan sistem untuk keperluan dirinya sendiri. Mengingat
bervariasinya kemampuan EUC dan sulitnya melakukan pemantauan serta
pengendalian terhadap EUC, maka EUC akan menyebabkan masalah yang serius dalam
pengembangan maupun dalam pemeliharaan sistem informasi. Ancaman yang paling serius adalah adanya disintegrasi sistem menjadi sistem yang terfragmentasi.
pengembangan maupun dalam pemeliharaan sistem informasi. Ancaman yang paling serius adalah adanya disintegrasi sistem menjadi sistem yang terfragmentasi.
5.
Daya Guna Sistem Informasi Sangat Ditentukan Oleh
Integritas Sistem Informasi Itu Sendiri
Sistem
informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan
integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang
utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus
dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam
sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan
sistem informasi yang terpadu.
sistem informasi yang terpadu.
Sistem
informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan
secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek
komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan dengan
mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem informasi
hanya memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya saja, tanpa
memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek
manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu
faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungan
perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para pengguna
sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada aspek
manualnya.
6.
Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sangat
Bergantung Pada Strategi Yang Dipilih Untuk Pengembangan Sistem Tersebut
Strategi
yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar
kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk
sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi
diperlukan tahapan pengembangan seperti :
a.
Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan
b.
Pembuatan
Rancangan Global
c.
Pembuatan
Rancangan Rinci
d.
Implementasi,
dan
e.
Operasionalisasi.
Dalam
pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti:
a.
Keadaan
yang sekarang dihadapi
b.
Keadaan
pada waktu sistem informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang
c.
Antisipasi
perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi.
Ketidaktepatan
dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu
penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
7. Pengembangan Sistem Informasi Organisasi Harus Menggunakan Pendekatan Fungsi Dan Dilakukan Secara Menyeluruh (Holistik)
Pada
banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan,
karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang
ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung
jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam
organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.
Pemetaan
fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam
organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi
tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi seharusnya
dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan
secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana.
Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain
sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan
intergrasi sistem.
8. Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi
Dalam
konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu
organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive
advantage), karena keberadaan informasi tersebut :
a.
Menentukan kelancaran dan kualitas proses
kerja,
b.
Menjadi
ukuran kinerja organisasi/perusahaan,
c.
Menjadi
acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam
persaingan lokal maupun global.
9. Penjabaran
Sistem Sampai Ke Aplikasi Menggunakan Struktur Hirarkis Yang Mudah Dipahami
Dalam
semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem
dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran
sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran
sering digunakan istilah sebagai berikut :
a.
Sistem
b.
Subsistem
c.
Modul
d.
Submodul
e.
Aplikasi
Masing-masing
subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing modul dapat terdiri
dari beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat terdiri dari beberapa
aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat
memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan. Pada beberapa kondisi tidak
perlukan penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya sebuah modul tidak perlu lagi
dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya sudah sampai
tingkatan aplikasi.
B. Analisis dan perancangan system informasi kesehatan
1. Analisis sistem
Analisis
system bertugas untuk menganalisis system informasi yang telah ad,
mengembangkannya dan menyusun system baru pada sub system yang bermasalh dengan
bantuan computer.
Analisis system
adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberi jalan keluar
sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Tugas
utama dari seorang analis system ini adalah menganalisis system yang telah ada,
mengembangkannya dan menyusun system baru terutama pada subsistem yang
bermasalah dengan bantuan teknologi computer. Kunci utama yang perlu
diperhatikan adalah mengkombinasikan antara hasi lanalisisnya dengan teknologi
computer sehingga dapat menjelaskan bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan dengan metodologi yang tersedia dan teknologi computer yang dimiliki
dapat memberikan hasil yan gterbaik dalam meningkatkan aktivitas perusahaan.
Tugas
seorang analis system bukan saja menganalisis dan mendesain system, tetapi
lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan satu system informasi manajemen
yang terpadu.
Maka
seorang analis system haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang terpadu
antara aktivitas bisnis system informasi dan teknologi. Analis system bukanlah
seorang progremer yang ditugaskan/merasa mampu membuat program mutakhir dengan
computer untuk menyelesaikan masalah.
Dalam
menyusun system informasi manajemen suatu perusahaan diperlikan orang yang
mampu memahami apa itu system informasi manajemen, masalah-masalah yang
dihadapi dalam system informasi manajemen perusahaan tersebut dan mampu
memberikan solusi serta menggabungkan solusi tersebut dengan bantuan teknologi
computer.
Ada banyak
istilah bagi analis system ini, seperti desainer system, pengembang system,
konsultsn system, konsultsn manajemen, analis operasi, anallis informasi,analis
bisnis, dan knowledge engineruntuk system pakar tetapi yang paling sering
digunakan di Indonesia adalah analis system.
2. Rancanagn
sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan,
maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus
dikerjakan. Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
a. Untuk
memenuhi kebutuhan kepada pemakai system
b. Untuk
memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli – ahli teknik lainnya yang terrlibat.
Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat
mencapai sasaran – sasaran sebagai berikut :
a. Desain
sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan
b. Desain
sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
c. Desain
sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi,
pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen,
termasuk tugas – tugas lainnya yang tidak dilakukan oleh computer
d. Desain
sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing –
masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data, informasi serta
pengendalian intern.
Desain sistem merupakan formulasi spesifikasi rinci
dari sistem yang diusulkan. Terdapat tiga tahap atau langkah umum dalam
perancangan sistem.
a. Evaluasi
rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan
b. Penyajian
spesifikasi rancangan rinci
c. Penyajian
laporan perancangan system
3.
Implementasi
sistem
Implementasi
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Era Desentralisasi
SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan. Bagian atau
ranah yang menyebutkan SIK adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Kebutuhan akan data dan informasi
disediakan melalui penyelenggaraan SIK, yaitu dengan cara pengumpulan,
pengolahan, analisis data serta penyajian informasi.
Desentralisasi merupakan fenomena yang kompleks dan
sulit didefenisikan. Defenisinya bersifat kontekstual karena tergantung pada
konteks historis, institusional, serta politis di masing-masing Negara. Namun,
secara umum desentralisasi dapat didefenisikan sebagai pemindahan tanggung
jawab dalam perencanaan, pengambilan keputusan, pembangkitan, serta pemanfaatan
sumber daya serta kewenangan administrative dari pemerintah pusat ke :
a. Unit-unit
territorial pemerintah pusat atau kementrian.
b. Tingkat
pemerintahan yang lebih rendah.
c. Organisasi
semi otonom.
d. Badan
otoritas regional
e. Organisasi
nonpemerintah atau organisasi yang bersifat sukarela.
Pada era desentralisasi, masalah menonjol yang
dihadapi adalah perubahan struktur dan fungsi sumber daya manusia, khususnya di
tingkat distrik dan provinsi, setelah peleburan kantor wilayah dan kantor
Departemen Kesehatan (Depkes).
Perubahan SIK di tingkat nasional, provinsi maupun
kabupaten semenjak era desentralisasi, sebenarnya tidak hanya dipicu oleh
kebijakan itu sendiri (seakan-akan menimbulkan korban Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) yang mengalami kekosongan data dan informasi)
tetapi juga didorong oleh perkembangan teknologi informasi yang cukup
pesat serta difusi teknologi tersebut di sektor kesehatan secara meluas. Aturan
yang lebih inci dan mendalam dalam hal pemanfaatan teknologi informasi
(informatika) dan pembinaan teknis kepada para petugas di daerah akan mencakup
konsep data kesehatan masyarakat (tidak hanya penyakit dan status kesehatan,
tetapi juga sumber daya dan indikator kinerja manajemen pelayanan kesehatan),
standar dan aturan website Dinas Kesehatan sebagai data repository
maupun format pertukaran data serta interoperabilitas data antar organisasi. Implementasi
atau penerapan desentralisasi/ otonomi regional didasari dengan dikeluarkannya
:
a. UU
No. 22 Tahun 1999 yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah.
b. UU
No. 25 Tahun 1999 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
Proses pelaksanaan desentralisasi diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden dan Keputusan Menteri yang
dikeluarkan berikutnya, antara lain (termasuk kesehatan) :
a.
PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
b.
PP No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
c.
Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2001
tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah.
d.
Keputusan Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial R.I. No. 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman
Penetapan Standar Pelayanan Minimal dalam Bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota
e.
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan SIKNAS.
SIK memberikan dukungan informasi kepada proses
pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan (Sistem
Kesehatan). Maka, SIK harus sesuai dengan struktur manajemen kesehatan dari
Sistem Kesehatan. Dengan adanya desentralisasi, maka pengembangan SIK diserahkan
pada kemampuan dan kebutuhan daerah sesuai kondisinya masing-masing.
Karakteristik data yang dibutuhkan di pusat dan daerah pun berbeda dimana
daerah mesti menjaring data berdasar ID yang unik, sedangkan kebutuhan pusat
lebih kepada jumlah data yang tidak serinci data di daerah.
Implementasi SIK di era desentralisasi mencakup
sistem pencatatan dan pelaporan seperti data vital, surveilans, data
pelayanan, pemetaan, pengendalian wabah tetapi, ini masih belum terintegrasi
dengan database yang online diwebsite Dinas
Kesehatan dan Depkes sesuai standar dan interoperabilitasnya. Pemanfaatan
internet yang semakin luas dikalangan medis seharusnya mampu meningkatkan
proses pembelajaran dikalangan medis dan masyarakatnya. Perubahan tentu tidak
semudah itu terjadi. Diperlukan pengembangan secara bertahap, pelatihan,
penelitian dan tenaga-tenaga baru bidang informatika kesehatan.
4.
Pemeliharaan
sistem
Pemeliharaan sebuah sistem teknologi informasi dapat
dikatakan sebagian besar bergantung pada ketersediaan sumber daya manusia di
bidang IT yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas
sistim yang dimiliki. Alternatif yang terbaik bila perusahaan tidak ingin
direpotkan dengan permasalahan di bidang IT yang hanya dianggap sebagai bidang
penunjang adalah dengan menjalin kontrak pemeliharaan dengan perusahaan di
bidang jasa teknologi informasi.
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi.
Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama
masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika
muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi
akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Pemeliharaan Sistem meliputi :
a. System Back-Up
Membuat Salinan/copy untuk data-data penting perusahaan yang ada pada
computer user maupun server ke dalam backup storage (External Disk).
b. System
Optimization
Melakukan Defragmentasi data dan membuang sampah-sampah yang ada pada
computer, serta memperbaiki kesalahan setting sehingga computer dapat berjalan
normal
c. System Rebuild
Membangun dan menata ulang kembali system yang rusak oleh faktor yang tidak
disengaja, agar system dapat bekerja normal kembali.
d. System Upgrade
Menambah fungsi, memperbaharui system yang ada sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, serta melakukan testing stabilitas untuk hardware dan software.
e. Training dan Pelatihan
Memberikan Pengarahan dan konsultasi kepada operator computer, sehingga
operator dapat mengoperasikan computer sesuai dengan prosedur pengoperasian
komputer yang baik dan benar.
f. Update Anti Virus & Pembersihan Virus
Melakukan Update Definition file Anti Virus sehingga anti virus yang ada
dapat memproteksi komputer dari serangan virus baik virus lam amaupun baru, dan
juga melakukan scaning virus serta membersihkan komputer dari Virus.
g. System Security
Pemasangan Firewall dan sistem authentifikasi untuk pengamanan system dan
data penting perusahaan dari orang luar yang tidak berkepentingan.Langkah-langkah
pemeliharaan sistem terdiri atas:
1) Penggunaan Sistem, Yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing
untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2) Audit Sistem, Yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan
seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Hal semacam ini
disebut penelaahan setelah penerapan dan dapat dilakukan oleh seorang auditor
internal.
3) Penjagaan Sistem, Yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap
beroperasi dengan baik. Selain itu juga untuk menjaga kemutakhiran sistem jika
sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem atau modifikasi rancangan
software.
4) Perbaikan Sistem, Yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bugs)
dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap
pengujian sistem.
5) Peningkatan Sistem, Yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi
peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu, biasanya adanya
potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer kemudian diteruskan
kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi sesuai keinginan manajer.
Cara Pemeliharaan System Informasi,meliputi :
1. Pemeliharaan sistem
Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya untuk memperbaiki,
menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem yang ada. Pemeliharaan ini di
perlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sistem yang kita
ada agar dalam penggunaannya dapat optimal. Berikut ini beberapa pengertian
lain tentang pemeliharaan sistem dari beberapa sumber :
a. merupakan siklus terakhir dari SDL
b. Pemeriksaan periodik, audit dan permintaan pengguna akan menjadi source
untuk melakukan perawatan sistem diseluruh masa hidup sistem.
Pemeliharaan sistem merupakan cara terbaik untuk menjaga efiensi sistem
yang sudah ada. Seperti kata pepatah, lebih baik memelihara dari pada
mengganti. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa kita perlu memelihara
sistem yang ada :
a. agar dapat meningkatkan sistem / kinerja sistem
b. menyesuaikan dengan perkembangan, agar sistem yang ada tidak tertinggal,dll.
2. jenis – jenis pemeliharaan sistem
jenis – jenis
pemeliharaan sistem meliputi :
a. pemeliharaan korektif
b. adalah pemeliharaan yang mengkoreksi kesalahan – kesalahan yang ditemukan
pada sistem, pada saat sistem di jalankan / berjalan.
c. Pemeliharaan adaptif
d. Yaitu pemelihaaan yang bertujuan untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi
e. Pemeliharaan perfektif
f. Pemeliharaan ini bertujuan untuk menigkatkan cara kerja suatu siste
g. Pemeliharaan preventif
h. Pemeliharaan ini bertujuan untuk menangani masalah – masalah yang ada
3.
Siklus Hidup
Pemeliharaan Sistem (SMLC)
Siklus hidup
pemeliharaan system meliputi :
a. Permintaan Perubahan
b. Mengubah permohonan pemeliharaan
menjadi suatu perubahan
c. Menspesifikasi perubahan
d. Membangun pengganti
e. Menguji pengganti
f. Melatih pengguna dan melakukan tes penerimaan,Dll.
4. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem sangatlah penting bagi pengguna sistem. Karena,
seringkali penggunaan sistem operasi menjadi tidak aman karena alasan-alasan
seperti :
a. Sistem terinfeksi malware aktif
b. Sistem berkas corrupt
c. Perangkat keras melemah
Untuk mencegah hal-hal tesebut,
digunakanlah mOS(maintenance Operating system) yang berfungsi untuk:
a. Manajemen Malware yang aktif
b. Pemulihan data (recovery) dan perbaikan sistem berkas
c. Diagnosa perangkat keras.
MOS tidak menulis ke disk atau menjalankan kode
apapun dari disk, memiliki akses langsung ke perangkat keras, dan hanya
membutuhkan sedikit bagian dari perangkat keras untuk bekerja dengan sempurna.
Selain dengan mOS, kita juga dapat memelihara sistem (pada windows) dengan
cara-cara yang sederhana seperti:
a. Jangan pernah mematikan power sampai sistem benar-benar sudah shutdown.
b. Buatlah backup data-data yang penting.
c. Lakukan defragment setidaknya satu bulan sekali
d. Sisakan sedikitspace kosong di partisi tempat sistem operasi berada.
e. Gunakan firewall jika anda terkoneksi dengan jaringan.
f. Lakukan pengecekan virus secara rutin.
5. Prosedur Pemeliharaan Sistem
a.
SDLC dan SWDLC
Aplikasi yang professional dalam SDLC dan SWDLC dan teknik maupun perangkat
modeling yang mendukungnya adalah hal-hal keseluruhan yang terbaik yang dapat
seseorang lakukan untuk meningkatkan maintainabilitas system.
b.
Definisi data
standar
Trend ke arah sistem manajemen database relasional mendasari dorongan ke
normalisasi data dan definisi data standart.
c.
Bahasa
pemrograman standar
Penggunaan bahasa pemrograman standart,misalnya C atau COBOL,akan
mempermudah pekerjaan pemeliharaan.
d.
Rancangan
Moduler
Programer pemeliharaan dapat mengganti modul program jauh lebih mudah
daripada jika ia berurusan dengan kedeluruhan program.
e.
Modul yang
dapat digunakan kembali
Modul biasa dari kode yang dapat digunakan kembali,dapat diakses oleh semua
aplikasi yang memerlukannya.
Dokumentasi standar Diperlukan
system,pemakai,perangkat lunak dan dokumentasi operasiyang standart sehingga
semua informasi yang diperlukan untuk beroperasi dan pemeliharaan aplikasi
khusus akan tersedia.
Kontrol sentral Semua
program,dokumentasi dan data test seharusnya diinstal dalam penyimpanan pusat
dari system CASE (Computer-Aided Softtware Engineering atau computer Assisted
Software Enginering.
6. Mengelola Pemeliharaan Sistem
Tantangan mengelola pemeliharaan sistem adalah sama dengan tantangan
mengelola usaha-usaha lain,yaitu tantangan
untuk mengelola manusia. Prioritas untuk mengarahkan pemeliharaan sistem adalah
mengumpulkan sekelompok pemelihara yang berkompeten dan termotivasi,serta
menyuplai mereka dengan perngkat dan sumber-sumber untuk melakukan pemeliaraan
sistem yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal. Pemeliharaan sistem
terjadwal dapat dibuat menurut kalender atau diagram gantt.Pemeliharaan tidak
terjadwal biasanya dilakukan atas inisiatif pemakai dan operator. Bagaimanapun
juga pihak manajemen seharusnya menetapkan suatu cara untuk
mengawali,merekam,dan mengevaluasi aktivitas pemeliharaan. Dengan melalui
evaluasi kegiatan pemeliharaan,seorang manager akhirnya dapat mengoptimalkan
program pemeliharaan sistem secara keseluruhan.
5. Peningkatan sistem
Dalam
tahun 2010, Pusat Data dan Informasi giat menyusun Roadmap untuk penguatan/peningkatan
SIK nasional. Inisiatiinisiatif yang diidentifikasikan di dalam Roadmap 5 tahun
ini adalah khusus untuk menangani tiga permasalahan besar SIK di atas.
Informasi lengkap mengenai inisiatif yang disusun di dalam Roadmap ini bisa
dilihat bila Roadmap ini diterbitkan.
Salah satu
inisiatif yang disusun dalam Roadmap ini adalah SIKDA Generik. Yang jelas,
untuk memperkuatkan SIK nasional, adopsi TIK harus ditingkatkan agar semua
dapat berbasis elektronik dan data bisa dikirim dan diakses dengan cepat dan
tepat.
Namun
untuk memodernisasikan SIK dengan adopsi TIK memerlukan investasi yang sangat
tinggi karena melibatkan banyak dana untuk perangkat keras, lunak, implementasi
dan operasional. Ini menjadi hambatan utama (selain faktor lain seperti
kekurangan dalam infrastruktur seperti listrik).
Hal
tersebut merupakan sebab mengapa implementasi TIK di sektor Kesehatan masih
belum menyeluruh.Dengan alasan ini, Pusdatin mengambil inisiatif untuk
membangun perangkat lunak SIK yang bisa dipakai di Puskesmas, Rumah Sakit,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi, dan di tingkat nasional sebagai
Bank Data Kesehatan Nasional yang gratis (berbasis open source) untuk semua.
Untuk fase pertama tahun 2011, SIKDA Generik akan konsentrasi dalam semua modul
kecuali modul Rumah Sakit yang akan dibangun pada fase kedua tahun 2012.
Integrasi mencakup sistem secara teknis (sistem yang
bisa berkomunikasi antar satu sama lain) dan konten (data set yang sama).
Bentuk fisik dari SIK terintegrasi adalah sebuah aplikasi sistem informasi yang
dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem informasi puskesmas, aplikasi
sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi lainnya) sehingga secara
interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi. Pada model ini terdapat 7
komponen yang saling terhubung dan saling terkait, yaitu :
a.
Sumber Data Manual
b.
Sumber Data Komputerisasi
c.
Sistem Informasi Dinas Kesehatan
d.
Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
e.
Bank Data Kesehatan Nasional
f.
Penggunaan Data oleh Kementerian
Kesehatan
g.
Pengguna Data
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar